Pembuatan Kelompok Swadaya untuk Meningkatkan Keterampilan Sosial Pecandu Narkoba di Panti Rehabilitasi Pondok Tetirah Dzikir
Corresponding Author(s) : Novia Fetri Aliza
Prosiding Seminar Nasional Program Pengabdian Masyarakat,
2022: 1. Peningkatan Kapasitas Kelembagaan Publik
Abstract
Pecandu NARKOBA di Panti Rehabilitasi Pondok Tetirah Dzikir menghabiskan waktunya untuk rehabilitasi selama tiga hingga empat tahun, kemudian mereka dikembalikan kepada keluarga dan masyarakat. Akan tetapi selama menjalani isolasi rehabilitasi di pondok ini, santri binaan mengalami permasalahan krisis rasa percaya diri dan rendahnya keterampilan sosial. Hal ini terjadi karena berbagai faktor, beberapa diantaranya adalah efek samping penggunaan narkoba dalam waktu lama yang menyebabkan santri binaan mengalami disfungsi sosial. Selain itu, selama menjalankan kehidupan di panti rehabilitasi warga binaan hanya diberikan treatment penyembuhan dengan berzikir sepanjang hari, tanpa adanya sarana untuk mengekspresikan emosi ataupun pembekalan keterampilan sosial. Situasi ini menjadi salah satu faktor penghambat warga binaan untuk dapat kembali menjalankan fungsi sebagai anggota masyarakat. Tujuan dari program pendampingan ini adalah membantu santri untuk kembali memiliki keterampilan sosial. Metode yang digunakan dalam pendampingan ini adalah dengan membentuk self help group yang terdiri dari sesama warga binaan untuk dapat terhubung dengan sesama santri dan relawan. Program pendampingan juga dirancang untuk melatih santri binaan supaya saling memberikan bantuan dan dukungan kepada sesama pecandu narkoba. Warga binaan diberikan kesempatan untuk menyampaikan pikiran, perasaan, dan keinginan serta konflik-konflik yang selama ini dipendam seorang diri kepada anggota kelompok yang telah dibentuk. Selanjutnya anggota kelompok lain yang mendengarkan diminta untuk memberikan dukungan secara bergantian. Dukungan yang diberikan berupa dukungan sosial dan dukungan emosinal. Hasil yang diperoleh dari proses pendampingan ini menunjukan perubahan yang cukup baik yaitu dapat dilihat dari nilai sig. (2-tailed) 0,014 pada uji Wilcoxon perbedaan skor pretest dan posttest. Hal ini berarti pembentukan self help group memberikan perbedaan skor keterampilan sosial santri bina di Pondok Tetirah Dzikir. Selian itu, santri binaan juga merasakan mendapat keterampilan baru dalam mengendalikan diri dan cara menolak ajakan orang lain untuk kembali mengkonsumsi narkoba
Keywords
Download Citation
Endnote/Zotero/Mendeley (RIS)BibTeX
- Primanda, W. (2015). Hubungan dukungan sosial dengan motivasi untuk sembuh pada pengguna napza di rehabilitasi bnn tanah merah samarinda kalimantan timur. 3(1), 1–7.
- Roifah, I. (2017). PENINGKATAN KUALITAS HIDUP PENDERITA KUSTA DENGAN MENGGUNAKAN METODE SELF HELP GROUP (SHG). 6(1), 82–89.
- Widianti, E., Hernawaty, T., Sutini, T., Sriati, A., Hidayati, N. O., & Rafiyah, I. (2018). Pembentukan Self Help Group Keluarga Orang Dengan Ngangguan Jiwa (ODGJ). Media Karya Kesehatan, 1(2), 143–154. https://doi.org/10.24198/mkk.v1i2.17884
References
Primanda, W. (2015). Hubungan dukungan sosial dengan motivasi untuk sembuh pada pengguna napza di rehabilitasi bnn tanah merah samarinda kalimantan timur. 3(1), 1–7.
Roifah, I. (2017). PENINGKATAN KUALITAS HIDUP PENDERITA KUSTA DENGAN MENGGUNAKAN METODE SELF HELP GROUP (SHG). 6(1), 82–89.
Widianti, E., Hernawaty, T., Sutini, T., Sriati, A., Hidayati, N. O., & Rafiyah, I. (2018). Pembentukan Self Help Group Keluarga Orang Dengan Ngangguan Jiwa (ODGJ). Media Karya Kesehatan, 1(2), 143–154. https://doi.org/10.24198/mkk.v1i2.17884