PERBAIKAN PROSES PENGERINGAN DAN PENGEMASAN KERUPUK OPAK DI PANCUR BATU
Corresponding Author(s) : Ridwansyah Ridwansyah
Prosiding Seminar Nasional Program Pengabdian Masyarakat,
2018: 2. Penguatan Inovasi Teknologi (Pangan, Pertanian, Energi, Transportasi) Bagi Pemerintah Daerah
Abstract
Industri opak di Pancur Batu ini masih belum menggunakan kemasan untuk memasarkan opaknya
sehingga sangat mudah terkontaminasi dan menyerap air kembali kalau udara sekitarnya lembab.
Pengeringan juga masih penjemuran langsung dengan matahari.Untuk mengatasi persoalan diatas,
perlu dilakukan perbaikan proses pengeringan opak dan diikuti dengan pengemasan opak yang
akan dipasarkan. Penerapan iptek yang dilakukan yaitu penjemuran langsung matahari diganti
secara bertahap dengan pengeringan surya. Pengemasan dilakukan dengan menggunakan plastik
yang di paking. Pengeringan opak dengan alat pengering surya dan penjemuran matahari dilakukan
pengukuran laju pengeringannya dengan waktu 8 jam dihasilkan opak dengan kadar air masing-
masing sebesar 7,6 % dan 9,56%. Setelah 2,5 bulan penyimpanan dengan metode pengemasan
yang berbeda opak tersebut dianalisa. Kadar air masing-masing menjadi 11,98% untuk opak
yang dikemas dengan pelastik dan 13,72% untuk opak yang dikemas dengan goni biasa. Kadar
abu adalah sama sebesar 2,16 (%bk) dan TPC masing-masing sebesar 67,86 dan 95,42
koloni/gram. UKM telah memproduksi dan menjual opak ukuran kemasan 200 g dijual dengan harga
Rp 2.000,- ukuran 500 g dengan harga Rp 4500,- dan ukuran 1000 g dengan harga Rp 9.000,-.
Sangat berbeda jika UKM menjual dengan kemasan goni opak dijual dengan harga Rp 7000,- per
kg. Terjadi Peningkatan nilai jual Rp 2.000,-/kg. Pemasaran opak kemasan pelastik UKM perminggu
100 kg, jadi kalau penjualan perbulan mencapai 400 kg maka akan diperoleh harga penjualan Rp
800.000,-. Jika biaya kemasan 10% dari harga jual yaitu sebesar Rp 360.000,-, akan diperoleh nilai
tambah sebesar Rp 440.000,- perbulan.
Keywords
Download Citation
Endnote/Zotero/Mendeley (RIS)BibTeX