Date Log
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.
Strategi Advokasi Representasi Perempuan di Parlemen Jepang sebagai Upaya Pengimplementasian Nilai CEDAW
Corresponding Author(s) : Takdir Mukti
Proceedings Universitas Muhammadiyah Yogyakarta Undergraduate Conference,
Vol. 2 No. 1 (2022): Strengthening Youth Potentials for Sustainable Innovation
Abstract
Sebagai negara demokrasi yang maju, Jepang memiliki masalah dengan rendahnya representasi perempuan di parlemen. Rendahnya represetasi perempuan memiliki latar belakang sejarah yang panjang terkait masuknya agama Konghucu dari Tiongkok dan zaman Edo yang menerapkan kontrol laki-laki atas peran perempuan melalui prinsip Ryusaikenbo. Memasuki Era Restorasi Meiji, perempuan lebih banyak berperan dan gerakan perempuan lahir pasca Perang Dunia II, namun hingga saat ini masih menempati urutan ke-3 terendah di Asia Pasifik. Artikel ini bertujuan untuk menggali pertanyaan mengapa terjadi under-representation terhadap perempuan. Temuan menunjukkan bahwa pada umumnya perempuan Jepang memiliki minat yang sangat rendah dalam politik, selain konstruksi Gender yang sangat membatasi peran mereka. Dikatakan bahwa faktor nilai-nilai Konfusianisme yang sangat membatasi peran perempuan sangat mempengaruhi pemikiran dan konstruksi sosial masyarakat Jepang, sehingga memarginalkan peran politik perempuan dalam masyarakat. Implikasi dari temuan ini akan memberikan peluang bagi NGO seperti AFER dan WINWIN untuk mengoptimalkan perannya dalam masyarakat Jepang.
Keywords
Download Citation
Endnote/Zotero/Mendeley (RIS)BibTeX