Date Log
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.
Hubungan antara Faktor Iklim dengan Kejadian Demam Berdarah Dengue di Kabupaten Sumenep Jawa Timur
Corresponding Author(s) : Tri Kesetyaningsih
Proceedings Universitas Muhammadiyah Yogyakarta Undergraduate Conference,
Vol. 2 No. 2 (2022): Strengthening Youth Potential for Sustainable Innovation
Abstract
Pengantar – Demam berdarah dengue merupakan salah satu penyakit infeksi yang paling sering terjadi di daerah tropis, termasuk Indonesia. Penyakit demam berdarah dengue (DBD) disebabkan oleh virus dengue dari genus Flavivirus, famili Flaviviridae. Virus dengue menginfeksi manusia melalui gigitan nyamuk genus Aedes, terutama Ae. aegypti dan Ae. Albopictus. Penularan penyakit DBD sangat mungkin berhubungan dengan kondisi daerah nyamuk berkembang biak yang beberapa di antaranya suhu udara, kelembapan udara, dan curah hujan.
Tujuan– Penelitian bertujuan untuk mengungkap korelasi antara suhu udara, kelembapan udara, dan curah hujan dengan kejadian DBD di Kabupaten Sumenep.
Metode Penelitian– Penelitian berupa observasional analitik dengan desain cross-sectional. Data yang digunakan adalah data sekunder. Data kasus DBD tahun 2017-2021 didapatkan dari BMKG Kabupaten Sumenep dan data iklim bulanan tahun 2017-2021 didapatkan dari Dinas Kesehatan Kabupaten Sumenep. Data tersebut kemudian dianalisis dengan uji korelasi Spearman untuk mencari korelasi antara dua variabel.
Temuan – Kabupaten Sumenep merupakan salah satu daerah di Jawa Timur yang paling sering terkena DBD dengan total kasus 1188 terhitung dari tahun 2017-2021. Kabupaten ini memiliki rerata 27,78 suhu udara, 78,02% kelembapan udara, dan 112,88 curah hujan per bulannya. Pada uji korelasi Spearman didapatkan hubungan kasus DBD dengan suhu udara memiliki hubungan korelasi negatif bermakna (p = 0,00; r = - 0,485), didapatkan hubungan kasus DBD dengan kelembapan udara memiliki korelasi positif bermakna (p = 0,00; r = 0,578) dan didapatkan hubungan kasus DBD dengan curah hujan memiliki korelasi positif bermakna (p = 0,00; r = 0,508). Hal ini menunjukkan bahwa semakin tinggi suhu maka semakin rendah jumlah kasus DBD serta semakin tinggi curah hujan dan kelembapan maka semakin tinggi juga jumlah kasus DBD di Kabupaten Sumenep.
Orisinalitas/ Nilai/ Implikasi – Penelitian ini membuktikan bahwa faktor suhu menunjukkan arah korelasi negatif dengan jumlah kasus DBD, sedangkan faktor kelembapan dan curah hujan menunjukkan arah korelasi positif dengan jumlah kasus DBD di Kabupaten Sumenep.
Keywords: Suhu, Kelembapan, Curah Hujan, DBD
Keywords
Download Citation
Endnote/Zotero/Mendeley (RIS)BibTeX
- Tomia, A., Hadi, U. K., Soviani, S., & Retnani, E. (2016). Kejadian demam berdarah dengue (DBD) berdasarkan faktor iklim di Kota Ternate. Media Kesehatan Masyarakat Indonesia, 12(4), 241-249.
- Prasetyani, R. D. (2015). Faktor-faktor yang berhubungan dengan kejadian demam berdarah dengue. Jurnal Majority, 4(7), 61-66.
- Tarmizi, S. N. & Epid, M. (2020). https://www.kemkes.go.id/article/view/20070900004/hingga-juli-kasus-dbd-di-indonesia-capai-71-ribu.html
- Jaria, A., & Wahjuni, C. U. (2020). An Overview Of Dengue Hemorrhagic Fever Cases and Environment Factors In Sumenep District in 2018. Jurnal Berkala Epidemiologi, 8(3), 293-300.
- Dinkes Sumenep. (2020). Profil kesehatan Kabupaten Sumenep 2019.
- Kosnayani, A. S., & Hidayat, A. K. (2018). Hubungan antara pola curah hujan dengan kejadian DBD di Kota Tasikmalaya tahun 2006-2015 (kajian jumlah curah hujan dan hari hujan). Jurnal Siliwangi Seri Sains dan Teknologi, 4(1).
- Anwar, A., & Ariati, J. (2014). Model Prediksi Kejadian Demam Berdarah Dengue (DBD) Berdasarkan Faktor Iklim di Kota Bogor, Jawa Barat. Indonesian Bulletin of Health Research, 42(4), 20092.
- Miftahuddin, M. (2018). Analisis Unsur-unsur Cuaca dan Iklim Melalui Uji Mann-Kendall Multivariat. Jurnal Matematika, Statistika dan Komputasi, 13(1), 26-38.
- Ria, N. M. (2019). Potensi Daya Tolak Daun Kersen (Mutingia calabura) Terhadap Nyamuk Aedes aegypti (Doctoral dissertation, Universitas Muhammadiyah Surabaya).
- Sarwita, O., Alisjahbana, B., & Agustian, D. (2018). Analisis hubungan faktor lingkungan fisik terhadap keberadaan jumlah nyamuk Aedes aegypti di Kota Bandung. The Indonesian Journal of Infectious Diseases, 4(1), 1-2.
- Wirayoga, M. A. (2013). Hubungan kejadian demam berdarah dengue dengan Iklim di Kota Semarang tahun 2006-2011. Unnes Journal of Public Health, 2(4).
- Jayapranesta, R. (2019). Hubungan antara iklim dengan angka kejadian demam berdarah di daerah endemic kota dan desa di Yogyakarta.
- Lahdji, A., & Putra, B. B. (2017). Hubungan Curah Hujan, Suhu, Kelembaban dengan Kasus Demam Berdarah Dengue di Kota Semarang. MEDIKA, 8(1).
- Paramita, R. M., & Mukono, J. (2017). Hubungan kelembapan udara dan curah hujan dengan kejadian demam berdarah dengue di Puskesmas Gunung Anyar 2010-2016. The Indonesian Journal of Public Health, 12(2), 202-212.
- Iriani, Y. (2016). Hubungan antara curah hujan dan peningkatan kasus demam berdarah dengue anak di Kota Palembang. Sari Pediatri, 13(6), 378-83.
- Triwahyuni, T., Husna, I., & Andesti, M. (2020). Hubungan Curah Hujan dengan Kasus Demam Berdarah Dengue di Bandar Lampung 2016-2018. ARTERI: Jurnal Ilmu Kesehatan, 1(3), 184-189.
References
Tomia, A., Hadi, U. K., Soviani, S., & Retnani, E. (2016). Kejadian demam berdarah dengue (DBD) berdasarkan faktor iklim di Kota Ternate. Media Kesehatan Masyarakat Indonesia, 12(4), 241-249.
Prasetyani, R. D. (2015). Faktor-faktor yang berhubungan dengan kejadian demam berdarah dengue. Jurnal Majority, 4(7), 61-66.
Tarmizi, S. N. & Epid, M. (2020). https://www.kemkes.go.id/article/view/20070900004/hingga-juli-kasus-dbd-di-indonesia-capai-71-ribu.html
Jaria, A., & Wahjuni, C. U. (2020). An Overview Of Dengue Hemorrhagic Fever Cases and Environment Factors In Sumenep District in 2018. Jurnal Berkala Epidemiologi, 8(3), 293-300.
Dinkes Sumenep. (2020). Profil kesehatan Kabupaten Sumenep 2019.
Kosnayani, A. S., & Hidayat, A. K. (2018). Hubungan antara pola curah hujan dengan kejadian DBD di Kota Tasikmalaya tahun 2006-2015 (kajian jumlah curah hujan dan hari hujan). Jurnal Siliwangi Seri Sains dan Teknologi, 4(1).
Anwar, A., & Ariati, J. (2014). Model Prediksi Kejadian Demam Berdarah Dengue (DBD) Berdasarkan Faktor Iklim di Kota Bogor, Jawa Barat. Indonesian Bulletin of Health Research, 42(4), 20092.
Miftahuddin, M. (2018). Analisis Unsur-unsur Cuaca dan Iklim Melalui Uji Mann-Kendall Multivariat. Jurnal Matematika, Statistika dan Komputasi, 13(1), 26-38.
Ria, N. M. (2019). Potensi Daya Tolak Daun Kersen (Mutingia calabura) Terhadap Nyamuk Aedes aegypti (Doctoral dissertation, Universitas Muhammadiyah Surabaya).
Sarwita, O., Alisjahbana, B., & Agustian, D. (2018). Analisis hubungan faktor lingkungan fisik terhadap keberadaan jumlah nyamuk Aedes aegypti di Kota Bandung. The Indonesian Journal of Infectious Diseases, 4(1), 1-2.
Wirayoga, M. A. (2013). Hubungan kejadian demam berdarah dengue dengan Iklim di Kota Semarang tahun 2006-2011. Unnes Journal of Public Health, 2(4).
Jayapranesta, R. (2019). Hubungan antara iklim dengan angka kejadian demam berdarah di daerah endemic kota dan desa di Yogyakarta.
Lahdji, A., & Putra, B. B. (2017). Hubungan Curah Hujan, Suhu, Kelembaban dengan Kasus Demam Berdarah Dengue di Kota Semarang. MEDIKA, 8(1).
Paramita, R. M., & Mukono, J. (2017). Hubungan kelembapan udara dan curah hujan dengan kejadian demam berdarah dengue di Puskesmas Gunung Anyar 2010-2016. The Indonesian Journal of Public Health, 12(2), 202-212.
Iriani, Y. (2016). Hubungan antara curah hujan dan peningkatan kasus demam berdarah dengue anak di Kota Palembang. Sari Pediatri, 13(6), 378-83.
Triwahyuni, T., Husna, I., & Andesti, M. (2020). Hubungan Curah Hujan dengan Kasus Demam Berdarah Dengue di Bandar Lampung 2016-2018. ARTERI: Jurnal Ilmu Kesehatan, 1(3), 184-189.